Pernahkah
Anda merasakan mabuk ketika perjalanan dengan kendaraan tertentu? Rasa mual
bercampur keringat dingin berujung muntah sebagai akibat mabuk itu membuat
sebagian orang menjadi fobia.
Adakah
obat herbalnya? Jawabannya ada! Dialah jahe. Sejak 1982 Daniel Mowrey dan
Dennis Clayson dari Brigham Young University, di negara bagian Utah, Amerika
Serikat bahkan sudah membuktikan bila jahe yang sebagian besar mengandung
senyawa aktif minyak asiri seperti gingerol dan oleoresin tersebut mujarab
menghilangkan mual dan antimabuk.
Kesimpulan
riset itu berdasarkan penelitian terhadap 36 responden penelitian yang sangat
sering mabuk kendaraan untuk mengonsumsi 940 mg serbuk jahe. Sebagai
perbandingan, sebagian di antaranya mengonsumsi 100 mg dimenhidrinat—obat mualdan mabuk—serta placebo.
Hasilnya?
jahe yang dikonsumsi responden 20—25 menit sebelum ujicoba memakai kursi putar
dengan kecepatan tertentu dapat mencegah mabuk. Sementara responden yang
mengonsumsi placebo dan dimenhidrat mengalami mabuk. Responden yang mengonsumsi
serbuk jahe juga memperlihatkan sedikit mengeluarkan keringat dingin.
Sejatinya
di tanahair, jahe dipercaya sejak ratusan tahun silam sebagai herbal cespleng
beragam penyakit. Data Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian
Kesehatan, mengungkap jahe adalah obat tradisional terbesar yang dimanfaatkan
masyarakat.
Nama
jahe juga mendunia. Di mancanegara jahe kondang sebagai the beverage of
paradise alias minuman surga. Ungkapan itu tidak berlebihan. Di dalam kitab
suci Al Qur’an Surat Al-Insan (76:17) disebutkan “…dan di sana (surga)
mereka diberi segelas minuman bercampur zanjabil”. Nah kata zanjabil dalam
bahasa arab merujuk kepada jahe.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar