Siapa tak kenal daun sukun? Anggota kerabat nangka-nangkaan
itu sejak berabad-abad telah dimanfaatkan buahnya sebagai sumber pangan. Namun
jangan lupa! Selain buah, ternyata daun sukun Artocarpus altilis itu
memiliki khasiat luar biasa. Berikut hasil riset khasiatdaun sukun oleh Departemen Biomedical Engeneering Universitas
Zhejiang di Hangzhou, China, membuktikan senyawa geranly flavonoid di daun
sukun ampuh membantu mengobati kanker. Beragam penelitian lain juga menjelaskan
ekstrak daun sukun manjur mengobati diabetes, stroke, dan jantung.
Di
Indonesia, penyebaran sukun hampir merata di seluruh daerah, terutama di Jawa
Tengah dan Jawa Timur. Selain daun, bagian lain sukun yang bermanfaat adalah
buah. Buah sukun muncul setelah tanaman berumur 5–7 tahun dan akan terus
berbunga hingga umur 50 tahun. Produktivitas tanaman sukun tergolong tinggi.
Dalam setahun produktivitasnya bisa mencapai 400 buah (umur 5-6 tahun) dan
700–800 buah (di atas umur 8 tahun).
Khasiat
daun sukun semakin terang benderang secara
ilmiah pada 2000-an ini. Padahal sejak 40.000 tahun sebelum masehi, sukun telah
dieksplorasi manfaatnya. Daun sukun mengandung beberapa zat berkhasiat
seperti saponin, polifenol, asam hidrosianat, asetilcolin, tanin, riboflavin,
phenol. Daun tanaman ini juga mengandung quercetin, champorol dan artoindonesianin.
Yang disebut terakhir merupakan kelompok senyawa flavonoid.
Artoindonesianin
adalah senyawa kimia dengan kerangka dasar dibentuk dari molekul
artoindonesianin E yang terprenilasi, teroksigenasi, atau tersiklisasi. Senyawa
flavanoid umumnya bersifat antioksidan dan banyak dipakai sebagai komponen
bahan baku obat-obatan.
Riset
molekuler lebih jauh tentang kerja artoindonesianin dilakukan untuk menguak
lebih detil khasiat daun sukun. Hal tersebut penting lantaran
artoindonesianin dapat berfungsi sebagai inhibitor. Kebanyakan sel-sel kanker
(tumor ganas) pada manusia atau penyakit serius lainnya secara molekuler selalu
dihubungkan dengan kegagalan fosforilasi protein akibat aktivasi atau ekspresi
berlebih dari protein kinase atau hilangnya inhibitor sel. Sebab itu
artoindonesianin sebagai inhibitor protein kinase dapat menjadi salah satu
senyawa untuk pengobatan antikanker baru.
Daun
sukun memang mengandung senyawa flavonoid yang berguna sebagai
antikanker.
Bagaimana mekanismenya? Mekanisme flavonoid sebagai antikanker ada
beberapa teori:
- Flavonoid sebagai oksidan yakni melalui mekanisme pengaktifan jalur apoptosis sel kanker. Mekanisme apoptosis sel pada teori ini merupakan akibat fragmentasi DNA. Fragmentasi ini diawali dengan lepasnya rantai proksimal DNA oleh senyawa oksigen reaktif seperti radikal hidroksil. Senyawa ini terbentuk dari reaksi redoks Cu(II). Senyawa tembaga tersebut dimobilisasi oleh flavonoid baik dari ekstra sel maupun intra sel terutama dari kromatin.
- Flavonoid sebagai antioksidan.Efek antioksidan flavonoid terutama berupa proteksi terhadap Reactive Oxygen Species (ROS).
- Flavonoid sebagai penghambat proliferasi tumor atau kanker yang salah satunya dengan menginhibisi aktivitas protein kinase sehingga menghambat jalur tranduksi sinyal dari membran sel ke inti sel.
- Flavonoid menghambat aktivitas reseptor tirosin kinase yang berperan pada pertumbuhan sel-sel kanker.
Getah
Sukun Obat Manjur
Mau
tahu obat pinggang keseleo bagi penari hula di Hawaii? Mereka mengoleskan getah
sukun Artocarpus altilis selama 2-3 hari sampai rasa itu sakit hilang.
Obat alami itu sudah puluhan tahun dipakai dan manjur.
Bukan
hanya itu khasiat getah sukun. Bagi dukun-dukun patah tulang setempat getah
sukun kerap dipakai untuk mengurangi sakit saat mengobati pasien patah tulang.
Fungsi getah yang dioleskan di kulit itu seperti analgesik untuk meredakan rasa
nyeri atau sakit. Selain getah, bagian sukun lain, yakni daun mujarab mengatasi
penyakit ringan seperti panu akibat cendawan Pytirosporum orbiculare.
Remas-remas daun tua, lalu gosokkan berulang-ulang pada penyakit, sehari 2–3
kali. Cukup sepekan pengobatan, panu lenyap karena daun sukun ternyata memiliki
sifat antifungi alias antijamur.
Manfaat Daun Sukun
Manfaat daun sukun dibuktikan
oleh Bonita di Jakarta Barat. Bermula dari seringnya Bonita mengalami nyeri di
perut sejak 2010, karyawati perusahaan swasta yang sering merasa kesakitan
tersebut memeriksakan diri kepada dokter. Hasilnya mengejutkan! Bonita divonis
menderita hepatitis B lantaran kadar Serum Glutamic Piruvic Transaminase
(SGPT) berada di atas angka 35 U/L; normal di bawah 35 U/L.
Keinginan besar untuk cepat sembuh lantas membawa
alumnus pertanian Universitas Brawijaya itu kepada seorang herbalis di
Yogyakarta mengikuti teman. Ibu minum saja rebusan daun sukun. Caranya satu
lembar daun sukun tua kuning yang sudah jatuh dipotong menjadi 4 bagian, lalu
direbus dalam 8 gelas air hingga tersisa 2 gelas, kenang Bonita meniru ucap
sang herbalis.
Bonita selanjutnya rutin meminum air rebusan daun
sukun itu 3 kali sehari sesudah makan. Manfaat daun sukun tersebut dirasakan
setelah 2 bulan mengonsumsi. Keluhan nyeri perut pun menghilang. Saat
memeriksakan diri kembali kepada dokter, kadar SGPT Bonita sudah berada di
bawah 35 U/L, tanda normal. Bonita senang bukan kepalang. Meski penyakitnya
telah sembuh Bonita tetap rajin mengonsumsi daun sukun. Bonita kini tidak mau
repot sehingga ibu satu anak itu memilih membeli kapsul ekstrak daun sukun. Lebih praktis
dan mudah dibawa, katanya.
Manfaat daun sukun juga
dirasakan oleh Santi di Surabaya, Jawa Timur. Santi yang menderita kencing
manis alias diabetes mellitus merasa tak nyaman lantaran dalam sehari
ia bisa lebih dari 10 kali ke peturasan untuk buang air kecil. Belum lagi
tubuhnya sering didera rasa lemah dan lemas. Hal tersebut sangat mengganggu
Santi saat beraktivitas di luar rumah.
Atas saran seorang kawan Santi mulai mengkonsumsi
kapsul daun sukun sehari 3 kali selama 4
bulan. Pelan-pelan frekuensi ibu dua anak tersebut ke peturasan mulai menurun
hingga 3-4 kali sehari. Yang lebih menggembirakan rasa lemas dan lemah di tubuh
mulai menghilang. Saya senang merasa badan ini sehat, ujar guru sekolah dasar
itu.
Sejak lama pohon sukun dikenal memiliki manfaat,
mulai dari daun, batang, hingga akar. Dalam buku Tumbuhan Berguna Indonesia
K Heyne memaparkan masyarakat di Maluku sudah memanfaatkan sukun untuk
mengatasi berbagai penyakit. Pascamelahirkan perempuan di sana, misalnya,
meminum campuran getah sukun dan air putih selama 8–10 hari sebagai obat untuk
mengencerkan darah.
Berbagai riset di mancanegara dan tanahair
belakangan menunjukkan fakta bila Artocarpus altilis multikhasiat.
Hasil penelitian Fita Dwi Amira dari Departemen Farmasi, Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Indonesia menunjukkan ekstrak daun sukun
yang terdiri dari flavonoid 30% bersifat tidak toksik. Pemberian ekstrak daun
sukun dosis tinggi 16,67 gram ekstrak/kg bobot badan pun tidak menimbulkan
kematian terhadap hewan uji.
Penelitian lain tentang toksisitas dilakukan oleh
Tjandrawati Mozef MSc, dari Pusat Penelitian Kimia LIPI di Bandung. Hasil uji
toksisitas akut dan toksisitas subkronis daun sukun memakai mencit yang
diberikan ekstrak daun sukun selama 14 hari memperlihatkan tidak ditemukan
kematian. Begitu pula saat pemberian dosis tinggi 16 g/kg bobot tubuh, tidak
ditemukan kematian serta tanda-tanda toksisitas pada perilaku hewan serta
fungsi organ lain: jantung, hati, dan ginjal.
Riset di mancanegara juga memperlihatkan
kelebihan lain daun sukun. Yu Wang, Kedi Xu, Lin Lin, Yuanjiang Pan, Xiaoxiang
Zheng dari Departemen Rekayasa Biomedis, Universitas Zhejiang, China,
mengidentifikasi flavonoid geranyl daun sukun sebagai antikanker.
Mereka menguji senyawa geranyl dihydrochacones pada sel kanker paru,
kolon, dan lever. Hasil riset menunjukkan senyawa yang diisolasi dalam bentuk
minyak berwarna kekuningan paling potensial sebagai lawan tanding kanker
paru-paru dan kolon.
Riset in vitro Song Chwan Fang dan rekan di Chung
Hwa University of Medical Technology, Taiwan, mengungkap ada 3 turunan geranyl
chalcone baru yang terdapat di daun sukun. Ketiganya adalah isolespeol,
5′-geranyl-2′,4′,4-trihydroxychalcone, dan 3,4,2′,4′-tetrahydroxy-3′-geranyldihydrochalcone.
Isolespeol berfungsi merangsang apoptosis atau program bunuh diri sel yang
sangat berguna sebagai antikanker.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar