Buah kurma banyak digunakan masyarakat di
berbagai belahan dunia untuk terapi kesehatan lantaran Phoenix dactylifera
itu berlimpah nutrisi dan antioksidan. Nun di Maroko, misalnya, buah kurma
biasa digunakan secara tradisional sebagai pencegah hipertensi dan diabetes.
Buah kurma kering juga banyak digunakan di ayurveda, pengobatan tradisional di
India karena daging buah kurma bersifat antitusif, ekspektoran, diuretik,
penawar rasa sakit, pencahar, hingga penyegar tubuh.
Buah kurma sangat kaya karbohidrat, serat,
vitamin esensial, dan mineral. Hasil riset fitokimia menunjukkan bahwa buah
mengandung anthosianin, fenol, sterol, karoten, procyanidin, dan flavonoid yang
bermanfaat terutama sebagai sumber antioksidan yang dapat menangkal radikal
bebas di tubuh akibat efek pencemaran lingkungan. Literatur lain menunjukkan
bahwa buah kurma juga memiliki manfaat sebagai antimutagen, antimikroba,
antiradang, gastroprotektif, hepatoprotektif, serta nephroprotektif.
Jadi
saat berbuka puasa, sangat tepat bila Anda selalu menyempatkan untuk menyantap
buah kurma sebagai hidangan pembuka. Mafhum, saat itu tubuh butuh pasokan
glukosa, kandungan gula utama di kurma, sebagai energi “cepat saji” karena
kurma begitu mudah dicerna. Selain tinggi kandungan gula, hasil riset Omar
Ishurd dari Biotechnology Research Centre dan John F. Kennedy dari University
of Birmingham di Inggris membuktikan bahwa Glucan, jenis polisakarida yang
terkandung dalam varietas kurma libya ternyata ampuh menggempur sel-sel kanker
di tubuh. Jadi santaplah 2-3 butir “buah ajaib” tersebut setiap hari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar