Kesukaan Haris menyantap jeroan ayam memang sulit dibendung.
Setiap akhir pekan karyawan perusahaan swasta di Jakarta Barat itu dapat
menyantap hingga 10 jeroan. Sayangnya 2-3 jam sehabis menyantap jeroan itu,
Haris bakal menderita. Kedua telapak kakinya bak tertusuk-tusuk jarum. Belum
lagi persendian tulangnya linu-linu bahkan nyeri. Rasa sakit itu dapat bertahan
hingga 2-3 hari dan seringkali menganggu aktivitas.
“Saya memang memiliki asam urat,” ujar Haris yang memastikan
saat sakit itu datang kadar asam urat di darahnya melebihi ambang batas normal
yakni 4,1-6,1 mg/dl. “Saya periksa darah dan hasilnya kadar asam urat 7,5
mg/dl,” ujar ayah 3 anak itu.
dr Suharti K Suherman SpFK, dari Departemen Farmakologi
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, menuturkan asam urat merupakan hasil
akhir metabolisme purin. Senyawa itu banyak terdapat dalam makanan seperti
jeroan, emping, dan sarden. Asam urat sebetulnya diperlukan tubuh untuk
membentuk inti-inti sel. Namun, yang diperlukan tubuh hanya sedikit. Sisanya
dikeluarkan melalui usus besar (30%) dan ginjal (70%).
Sejatinya tingginya kadar asam urat dalam darah disebabkan
sintesis asam urat berlebih, sedangkan ekskresi di ginjal sedikit. Asam urat
berlebih itu berpadu dengan natrium membentuk kristal natrium urat pada
jaringan lunak persendian dan terbentuk endapan yang disebut topus. Dampaknya
terjadi peradangan alias arthritis gout yang akut dengan penanda rasa nyeri di
persendian seperti pada lutut, jari tangan, jari kaki, dan pergelangan tangan.
Saat ini penderita asam urat tak melulu usia manula, tetapi cenderung
diderita pada kelompok usia produktif antara 30-50 tahun. Prevalensi asam urat
di Amerika Serikat bahkan dilaporkan meningkat dua kali lipat. Pun prevalensi
penderita asam urat tertinggi di Indonesia terdapat di pesisir. Hasilnya paling
tinggi berada di Manado Sulawesi Utara sebesar 29,2 % pada 2003. Hal itu
terjadi lantaran kebiasaan atau pola makan ikan dan mengonsumsi alkohol.
Alkohol dapat menyebabkan pembuangan asam urat lewat urine berkurang sehingga
asam uratnya tetap bertahan di dalam darah.
Agar terbebas dari asam urat pasien biasanya dianjurkan
mengkonsumsi obat pereda sakit, antipembengkakan, dan penurun kadar asam urat
darah. Untuk mengurangi sakit dan bengkak, pasien diberi obat berbahan aktif
kolkisin, indometasin, fenilbutason, dan kortikosteroid. Pengobatan untuk
menurunkan kadar asam urat ditempuh dengan 2 cara: mencegah pembentukan atau
mempercepat ekskresi asam urat. Obat pencegah terbentuknya asam urat biasanya
golongan alopurinol. Sedangkan golongan probenesid, sulfonipirazon, azapropazon,
dan benebronaron berperan mempercepat ekskresi asam urat.
Nah kesembuhan Haris diperoleh setelah ia disarankan meminum
rebusan daun bambu atas saran kerabatnya yang terbiasa meminum tablet ekstrak
daun bambu dari Zhejiang, Tiongkok. Haris merebus segenggam daun bambu dalam 3
gelas air hingga tersisa dua gelas. Setelah itu air rebusan diminum 2 kali
sehari masing-masing 1 gelas. “Hanya 3 hari konsumsi, asam urat saya sudah
normal, bahkan sesudah menyantap jeroan, rasa sakit karena asam urat hanya
sedikit,” ujarnya.
Menurut Sinse Mochammad Yusuf, ahli pengobatan Tiongkok di
Sukabumi, Jawa Barat, daun bambu yang bagus dipakai adalah daun muda. Daun
bambu itu dijemur hingga kering agar getahnya hilang. “Sebelum direbus,
gesek-gesekkan antar daun bambu untuk menghilangkan bulu-bulu halus yang
gatal,” kata Yusuf. Berikutnya rebus segenggam daun bambu atau setara 9-15 g
dalam 3 gelas air hingga tersisa 2 gelas dan diminum 2 kali.
Yusuf menuturkan daun bambu berefek diuretik sehingga
mempercepat ekskresi asam urat dari ginjal. Kadar asam urat juga turun lantaran
daun bambu kaya flavon. Flavon salah satu kelas dari flavonoid. Selain sebagai
salah satu sumber antioksidan, flavon juga berperan menghambat oksidasi xantin
menjadi asam urat.
Share and Enjoy
Wajib Baca:
- Khasiat Kombucha Sembuhkan Rematik
- Khasiat Ampuh Mengkudu
- Bebas Sakit Gigi Berlubang
- Air Kelapa Setara Susu Bayi
- Khasiat Susu Kambing
- See more
at:
http://www.bebeja.com/asam-urat-segera-minum-rebusan-daun-bambu/#sthash.549w1KaX.dpuf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar